.:: Followers ::.

.:Easy to forgive but Not to forget, Memohon maaf dan di maafkan:.

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

Assalamualaikum.

Hari demi hari aku lewati dengan penuh mengharapan agar diri ini sentiasa di bawah RahmatNya, agar Allah memberkati setiap pekerjaan yang aku lakukan. Perjalanan masih jauh untuk mencapai matlamat kehidupan yang hakiki. Yang kekal Abadi. Tiada cacat celanya.

Alhamdulillah, masih di beri kesempatan masa untuk jari-jemari ini bertinta setiap bait-bait kehidupan.Syukur kepadaMu masih di beri kesempatan untuk memperbaiki diri, membetulkan salah dan silap yang selama ini di lakukan dalam sedar dan tanpa sedar, mohon maaf pada yang pernah terluka.

‘Maaf’.., sukar di ucap. Bukan semudah itu. Hati yang keras dan kotor perlu di bersih dahulu. kadangkala suatu kata diungkap, di zahirkan dan ditulis hakikatnya bukan untuk difahami oleh sesiapa, mungkin lebih kepada untuk menulis meluah rasa yang tidak dapat dibicara.

Walaupun sering kali kita mendengar ungkapan, “tangan yang memberi lebih baik daripada tangan yang menerima”, tetapi sangat berbeza dari segi rasa maaf, sangat sukar untuk memberi maaf taktala hati sedang terluka, lebih-lebih lagi luka yang terpahat di hati. Sudah jemu dengan luka yang berkali-kali di racuni. Allah.. ujian kehidupan yang tidak pernah serik.



“Sedangkan nabi pun ampunkan ummatnya, inikan pula kita manusia biasa”

“Allah maha pengampun, Allah pun ampunkan makhluknya, inikan pula kita.”

Alangkah indahnya jika ia semudah tuturan.

Memang kata-kata ini sentiasa di ungkap oleh orang yang ingin di maafkan dan orang-orang yang sedang memotivasikan kita. It is easy to forgive, but not to forget. Right ?

Untuk kita manusia biasa yang tak berapa nak sempurna ni, maaf itu sukar di terima, ia memerlukan masa, dan masa itu perlukan peredaran dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, dan akhirnya kita akan melupakannya. Kata maaf sangat sukar di ucap dan mudah juga di lafaz, kadang-kadang mulut kata Maaf, tapi hati?? Maaf itu mudah dilafaz, mudah juga dibalas ‘ya, saya maafkan’. tapi, adakah itu seikhlas hatinya? Allahualam.

Allahuakhbar, sukarnya mahu membentuk hati ini kembali bersih, jauh daripada titik-titik hitam. Memang sukar untuk hati ini untuk memaafkan orang lain. Kita sebagai hamba Allah yang lemah, hina, dhaif, dan serba kekurangan ini memang tidak akan terlepas daripada melakukan dosa. Sama ada dosa itu kecil sebesar zarah ataupun dosa besar. Nauzubillah.

“Ketika aku menjadi pemaaf dan tak mempunyai rasa dengki, hatiku lega, jiwaku bebas dari bara permusuhan. Ketika musuhku lewat di hadapanku, aku sentiasa menghormatinya. Semua itu ku lakukan agar aku dapat menjaga diriku dari kejahatan. Aku tampakkan keramahanku, kesopananku, dan rasa persahabatanku kepada orang-orang yang ku benci, sebagaimana ku tampakkan hal itu kepada orang-orang yang ku cintai. Manusia adalah penyakit, dan penyakit itu akan muncul bila kita mendekati mereka. Padahal menjauhi manusia bererti memutuskan persahabatan. “–Imam Syafie

Memutuskan persahabatan? Tidak mungkin sama sekali, berusaha dan terus berusaha walaupun jiwa dan hati di sakiti bagai paku yang di pahat. Walaupun mereka tidak mempedulikan kita, jangan mengalah kerana kita telah berusah dan bertawakal kepada Allah. Berdoa dan terus berdoa agar di buka pintu hatiNya.

Walaupun hati kita di luka atau terluka, anggaplah kita memaafkan orang lain seperti mana kita memaafkan diri kita sendiri andai kita pernah berdusta pada diri sendiri. Teruskan niat kita untuk membuat sebarang kebaikan untuk dunia mahu pun akhirat. kita doakan agar Allah memperbaiki hubungan kita dengan manusia.

“Jadilah kau orang yang pemaaf, dan suruhlah dengan perkara yang baik, serta berpalinglah (jangan dihiraukan) orang-orang yang jahil (yang degil dengan kejahilannya). Dan jika engkau dihasut oleh sesuatu hasutan dari Syaitan, maka mintalah perlindungan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa, apabila mereka disentuh oleh sesuatu imbasan hasutan dari Syaitan, mereka ingat (kepada ajaran Allah) maka dengan itu mereka nampak (jalan yang benar).” Surah Al-A’raff ayat 199-201.



HIKMAH MEMAAFKAN ( click )

Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan:

Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199)

Dalam ayat lain Allah berfirman: "...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)

Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur'an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik:

... dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)

Juga dinyatakan dalam Al Qur'an bahwa pemaaf adalah sifat mulia yang terpuji. "Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia." (Qur'an 42:43) Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an, "...menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)




p/s : Sentiasa ingat mati, maka timbullah kekuatan untuk memohon maaf dan memaafkan... jika kita boleh memaafkan seseorang atas kesilapan yang susah untuk maafkan, Mungkin Allah pun akan  memaafkan kesilapan kita yang mungkin sukar untuk diampun.. InsyaALLAH.. Allahualam.

No comments:

Post a Comment

kata-kata anda amat berharga. :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...